Sebelumnya, apakah Anda tahu
kenapa sebagai kepala keluarga (baca: pencari nafkah utama) Anda harus memiliki
produk asuransi jiwa murni*? Apakah setiap orang perlu memiliki asuransi jiwa murni? Ilustrasi berikut akan membantu Anda.
Anda bekerja keras setiap
hari untuk menafkahi keluarga dan membangun asset. Hasil pekerjaan yang Anda
lakukan tersebut menjadi harapan bagi kelangsungan hidup keluarga. Kontribusi
Anda secara ekonomi adalah pilar vital yang menyokong ekonomi keluarga sehingga Anda dan istri bisa
memastikan dapur mengepul setiap hari, periuk nasi tidak kosong, anak-anak bisa
belajar di sekolah terbaik, cicilan rumah atau mobil terbayar, dan biaya-biaya kebutuhan
lain termasuk tabungan hari tua tercover. Itulah besarnya nilai ekonomis Anda!
Saya hampir yakin, kalau
saat ini Anda membeli sebuah mobil, Anda tentu mengasuransikannya bukan? Kenapa?
Karena Anda menganggap aset tersebut berharga. Resiko hilang atau
kecelakaan biasanya menjadi alasan utama sehingga mobil perlu diproteksi. Nah, diri Anda
sendiri? Tentu adalah aset yang jauh lebih berharga dan bernilai ekonomis lebih tinggi dari sebuah mobil, bukan? Dalam
hidup kita juga melekat resiko yang sama. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Demikian pepatah lama yang berarti segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita itu tidak pasti dan menjadi rahasia Sang Pencipta. Ketidakpastian juga sangat mungkin terjadi dalam kondisi finansial sebuah keluarga. Siapa yang bisa menjamin sebuah keluarga yang berkecukupan akan selamanya berkecukupan? Bagaimana jika tulang punggung keluarga tiba-tiba berpulang, sementara dia memiliki tanggungan yang banyak?
Silakan jawab 5 pertanyaan
reflektif berikut, dalam hati saja:
1 KUALITAS HIDUP. Bagaimana jika Anda tiba-tiba tidak bisa memberi
nafkah keluarga Anda? Siapa yang akan terus menyediakan semua
fasilitas itu dan memastikan kualitas hidup keluarga Anda tetap terjaga?
2 ASET. Kalau Anda tidak persiapkan proteksi yang CUKUP,
tidakkah menjual asset (rumah, kendaraan, dll) menjadi pilihan termudah bagi istri
Anda demi untuk melangsungkan kehidupan keluarga Anda. Belum melunasi hutang-hutang,
kalau ada.
3 MASA DEPAN. Apakah Anda yakin anak-anak Anda masih bisa belajar
di sekolah terbaik seperti saat ini?
BEBAN / KEWAJIBAN. Aset Anda tentu warisan sangat berharga bagi
keluarga. Tetapi ingat, hutang yang Anda miliki itu diwariskan juga loh.
Bagaimana cara membayarnya?
5 VALUE DIRI. Bagus apabila Anda sudah memiliki asuransi
jiwa. Tapi pastikan nominal UP nya cukup ya. Agar tidak mubazir.
So, singkat kata, kalau keluarga
Anda menggantungkan hidupnya secara finansial pada keberadaan dan kontribusi
Anda, maka Anda WAJIB memiliki proteksi asuransi jiwa murni. Pada dasarnya, fungsi asuransi jiwa adalah sebagai antisipasi untuk menggantikan pendapatan orang yang meninggal. Tujuannya agar orang yang hidupnya bergantung pada orang yang kemudian meninggal tersebut masih bisa bertahan dari sisi finansial.
Mengenal aneka cara menghitung UP
Ada beragam metode penghitungan UP. Masing-masing metode akan menghasilkan angka yang berbeda pula. Para perencana keuangan menekankan, pemilihan metode harus disesuaikan dengan tujuan finansial serta kemampuan. Sebab, besaran UP bakal mempengaruhi nilai premi yang mesti Anda bayarkan dalam kurun waktu tertentu.
Tentu, penentu besaran premi bukan hanya UP. Ada faktor lain yang berperan, seperti profil pemegang polis dan proses underwriting perusahaan asuransi. Underwriting adalah proses perusahaan asuransi jiwa memutuskan apakah akan menerbitkan polis yang diminta calon nasabah atau tidak. Dalam hal ini, perusahaan asuransi juga akan memutuskan syarat dan kondisi apa yang diberlakukan serta berapa besar tingkat premi yang dikenakan.
Metode Income Replacement Based
Income Replacement Based (IRB) adalah metode yang bisa digunakan untuk menghitung berapa pendapatan seseorang hingga pensiun. Misal, pendapatan A sebulan Rp 10 juta. Usia A saat ini 35 tahun dan ingin pensiun di usia 55. Jadi, masa produktifnya 20 tahun lagi. Dengan metode ini, cara menghitung UP A adalah Rp 10 juta x 12 (bulan) x 20 (tahun). Hasilnya Rp 2,4 miliar.
Jika A meninggal dan nilai konsumsi keluarga setiap bulannya sebesar Rp 10 juta, uang pertanggungan baru akan habis 20 tahun kemudian. Metode ini biasanya cocok untuk orang yang pensiunnya tidak lama lagi.
Income Replacement Based (IRB) adalah metode yang bisa digunakan untuk menghitung berapa pendapatan seseorang hingga pensiun. Misal, pendapatan A sebulan Rp 10 juta. Usia A saat ini 35 tahun dan ingin pensiun di usia 55. Jadi, masa produktifnya 20 tahun lagi. Dengan metode ini, cara menghitung UP A adalah Rp 10 juta x 12 (bulan) x 20 (tahun). Hasilnya Rp 2,4 miliar.
Jika A meninggal dan nilai konsumsi keluarga setiap bulannya sebesar Rp 10 juta, uang pertanggungan baru akan habis 20 tahun kemudian. Metode ini biasanya cocok untuk orang yang pensiunnya tidak lama lagi.
Metode Income Value Based
Metode Income Value Based (IVB) digunakan untuk mencari tahu berapa besar nilai yang apabila ditempatkan di deposito atau dibelikan obligasi ritel akan menghasilkan return setiap bulan sebesar pendapatan tertanggung. Cara menghitungnya, pendapatan dalam setahun dibagi dengan risk free rate.
Masih dengan asumsi yang sama seperti sebelumnya maka cara perhitungnya adalah: Rp 10 juta x 12 (bulan) : risk free rate 5,2%. Hasil perhitungan simulasi tersebut adalah besaran UP sekitar Rp 2,3 miliar. Metode ini cocok jika risk free rate tinggi. Atau jika kemampuan keluarga yang ditinggalkan kelak cukup memadai untuk mengelola UP dengan melakukan investasi yang baik.
Metode Income Value Based (IVB) digunakan untuk mencari tahu berapa besar nilai yang apabila ditempatkan di deposito atau dibelikan obligasi ritel akan menghasilkan return setiap bulan sebesar pendapatan tertanggung. Cara menghitungnya, pendapatan dalam setahun dibagi dengan risk free rate.
Masih dengan asumsi yang sama seperti sebelumnya maka cara perhitungnya adalah: Rp 10 juta x 12 (bulan) : risk free rate 5,2%. Hasil perhitungan simulasi tersebut adalah besaran UP sekitar Rp 2,3 miliar. Metode ini cocok jika risk free rate tinggi. Atau jika kemampuan keluarga yang ditinggalkan kelak cukup memadai untuk mengelola UP dengan melakukan investasi yang baik.
Metode Survival Value Based
Metode Survival Value Based (SVB) adalah menghitung pendapatan selama masa produktif sampai usia pensiun lalu ditambah dengan utang-utang yang dimiliki dan kebutuhan dana darurat keluarganya. Cara menghitungnya bisa menggunakan IRB, IVB + utang-utang + kebutuhan dana darurat. Metode ini cocok untuk keluarga yang memiliki utang besar dan utangnya tersebut tidak dilindungi asuransi jiwa kredit.
Metode Survival Value Based (SVB) adalah menghitung pendapatan selama masa produktif sampai usia pensiun lalu ditambah dengan utang-utang yang dimiliki dan kebutuhan dana darurat keluarganya. Cara menghitungnya bisa menggunakan IRB, IVB + utang-utang + kebutuhan dana darurat. Metode ini cocok untuk keluarga yang memiliki utang besar dan utangnya tersebut tidak dilindungi asuransi jiwa kredit.
Setelah tahu cara menghitung UP, coba buka polis Anda dan hitung kembali. Sudah idealkah Uang Pertanggungan Anda? Jadilah pembeli asuransi yang
bijak. Jangan undervalue nilai ekonomis Anda sendiri. Karena Anda terlalu
berharga bagi keluarga Anda!
Bagi yang belum memiliki, jangan
sampai salah beli produk! Saatnya Anda membandingkan produk asuransi yang menawarkan premi paling minim dengan UP yang sama. Pastikan kembali kebutuhan, tujuan keuangan serta kemampuan Anda dan keluarga sebelum membeli sebuah produk perlindungan jiwa. (yap/dari berbagai sumber)
*Note: Asuransi Jiwa Murni berarti asuransi ini hanya untuk memenuhi kebutuhan proteksi jiwa saja atau tanpa skema investasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar